Proses masuk dan berkembangnya agama dan budaya Islam di Indonesia ditandai dengan keadaan sosial politik masyarakat yang beraneka ragam. Sumatra, Jawa, Bali dan sebagian Kalimantan telah berkembang agama Hindu Budha dan dibuktikan dengan berbagai kerajaan. Sedangkan wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara masyarakatnya masih menganut kepercayaan asli.
1. Keadaan politik Indonesia
Struktur pemerintahan sebagian besar bercorak Hindu dan Budha serta berbentuk kerajaan yang berdiri sendiri, misal Sriwijaya, Pajajaran, Majapahit, Nagara Daha, Gowa dan sebagainya. Setiap kerajaan memiliki daerah kekuasaan yang secara tidak langsung diperintah oleh pusat, melainkan dibawah raja taklukan. Dalam waktu tertentu raja taklukan datang ke pusat kerajaan dan membawa upeti sebagai tanda takluk. Sistem pemerintahan kerajaan tersebut, ternyata mempermudah masuknya pengaruh budaya Islam ke Indonesia. Disamping kerajaan bercorak Hindu Budha, juga ada kerajaan yang tidak bercorak Hindu Budha yang tersebar di Indonesia Timur (misal kerajaan Gowa, Wajo dan Bone).
2. Keadaan sosial ekonomi masyarakat Indonesia
Masyarakat Indonesia memiliki keanekaragaman baik suku bangsa, struktur ekonomi dan sosial budaya yang tersebar di berbagai daerah. Masyarakat pedalaman belum banyak melakukan kontak dengan bangsa asing, sehingga perkembangan masyarakatnya cenderung statis. Sedangkan pada masyarakat pesisir mengalami perkembangan yang dinamis akibat letak yang strategis serta ramainya aktivitas pelayaran perdagangan. Hal ini sebagai akibat dari penduduk yang sering bergaul dan berhubungan dengan bangsa dan budaya asing. Keadaan ini akan memunculkan tingkat perkembangan antar daerah yang berlainan. Berkembangnya bahasa Melayu sebagai bahasa lingua franca yang berperan penting sejak abad VII Masehi.
3. Sumber berita
a. Berita Arab
Para pedagang Arab telah datang ke Indonesia sejak jaman Sriwijaya (abad VII M) yang menguasai jalur perdagangan wilayah Indonesia bagian barat. Disebutkan nama yang identik dengan Sriwijaya yaitu Zabag, Zabay dan Sribusa.
b. Berita Marco Polo
Dalam perjalanan tugas dari Romawi menuju Cina dan sebaliknya, Marco Polo singgah di Sumatra bagian utara. Dalam persinggahan ini dijumpai kerajaan Islam, yaitu Samodra dengan pusatnya Pasai.
c. Berita Ma Huan
Dikatakan sejak tahun 1400 M telah ada saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Jawa.
d. Bukti dari dalam negeri
1) Batu prasasti di Leran (Gresik) menggunakan huruf dan bahasa Arab yang memuat keterangan meninggalnya Fatimah binti Maimun (1028)
2) Makam sultan Malikus Saleh dari Samodra Pasai (1297)
3) Makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim di Gresik (1419)
Adapun kedatangan Islam di berbagai daerah di Indonesia ternyata tidak bersamaan waktunya. Sedangkan pendapat para ahli masih berlainan, baik Islam sebagai agama maupun arus kebudayaan yang ditinjau dari asal maupun waktunya. Adapun pendapat tersebut meliputi:
a. Snouck Hurgronje dan JP. Moquette
Menurut pendapat mereka, Islam masuk ke Indonesia memalui Gujarat, India. Hal ini didasarkan pada batu nisan yang dijumpai di nusantara, misal batu nisan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik dan batu nisan makam sultan Malik as Saleh di Pasai. Di kedua contoh tersebut memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan di Cambay, India.
b. Soetjipto Wirjosoeparto
Menurut Soetjipto W, Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat, India. Hal ini diperkuat bukti bahwa salah satu nisan makam raja Islam di Sumatra (sultan Malik as Saleh) berasal dari Gujarat.
c. Hoesein Djajadiningrat
Islam masuk ke Indonesia berawal dari daerah Persia/ Iran. Hal ini didukung adanya ejaan dalam tulisan Arab dan gelar Shah atau Syah yang biasa digunakan di Persia juga pernah dipergunakan raja Malaka dan Aceh.
d. Hamka
Menurut Hamka, Islam masuk ke nusantara melalui Mesir dan Mekah. Teori ini didasarkan kenyataan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia yang memeluk Islam bermadzab Syafii. Gelar raja Pasai sama dengan gelar raja Mesir yaitu menggunakan kata Malik.
e. Alwi Shihab
Islam pertama kali masuk ke nusantara pada abad pertama Hijriyah atau VII Masehi. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa agama Islam dibawa bangsa Arab yag masuk Cina melalui jalur barat. Selanjutnya diperkuat dengan berita Cina yang menyebutkan adanya perkampungan Arab di Cina.
Jika ditinjau dari kurun waktunya, maka proses masuk dan berkembangnya Islam ke nusantara dibagi atas dua pendapat yaitu:
a. Abad VII Masehi
Pendapat ini didasarkan pada bukti berita dinasti T’ang yang menyebutkan orang Tashih mengurungkan niatnya menyerang Holing dibawah pemerintahan ratu Sima, karena kerajaan sangat kuat. Sebutan Tashih disamakan dengan orang Arab. Berita Arab menyebutkan para pedagang pernah menjumpai kerajaan Zabag, Zabay atau Sribuza. Istilah Zabag disamakan dengan Sriwijaya.
b. Abad XIII Masehi
Pendapat ini didasarkan pada bukti: keruntuhan Baghdad oleh Hulagu (1258). Berita Marcopolo (1292) yang pernah singgah di Sumatra utara yaitu Samodra Pasai dari perjalanan Eropa – Cina dan dijumpai kerajaan Islam. Berita Ibn Battuta (XIV) yang menjumpai masyarakat muslim didaerah sekitar selat Malaka. Nisan sultan Malik as Saleh (1297).
Seandainya kita memiliki asumsi bahwa datangnya Islam di berbagai wilayah di Indonesia tidak bersamaan, maka dapat diperkirakan masuknya Islam ke Indonesia merupakan suatu proses yang berlangsung lama. Abad VII Masehi, khususnya di Samodra Pasai (dan daerah ujung utara Sumatra lainnya) dapat dipandang sebagai permulaan kedatangan Islam. Hal ini dibuktikan adanya hubungan dagang muslim dengan sebagian kecil daerah dan bangsa Indonesia. Abad XIII Masehi merupakan fase perkembangan agama Islam dan abad XVI merupakan fase puncak perkembangan Islam di Indonesia. Fase ini ditandai dengan kerajaan bercorak Islam. Saat itu merupakan taraf perkembangan dan penyebaran Islam keluar dari pusat kerajaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar